1).BENIH YANG JATUH DI PINGGIR JALAN
Lukas 8:5
“Adalah
seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian
benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara
memakannya sampai habis.”
Sebagian
benih yang ditaburkan penabur jatuh “DI PINGGIR JALAN” sehingga benih itu tidak
tumbuh juga tidak menghasilkan buah, tetapi diinjak orang dan dimakan burung.
Lukas
8:11-12
“Inilah
arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan
itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu
mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan
diselamatkan.”
2).BENIH YANG JATUH DI TANAH YANG BERBATU
Matius 13:5-6
“Sebagian benih jatuh di tanah yang BERBATU-BATU,
yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya
tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena
tidak berakar.”
Benih dapat tumbuh di dalam beragam jenis
tanah, namun ada jenis tanah yang membuat benih tidak dapat bertahan atau
menghasilkan buah. Salah satu jenis tanah di mana benih, yang sekalipun pada
awalnya tumbuh, namun pada akhirnya tidak dapat bertahan adalah tanah yang
berbatu-batu. Penyebab benih tidak dapat bertahan di sana adalah karena
batu-batu tidak memungkinkan benih untuk berakar sehingga dapat menyerap air.
Akibatnya begitu tertiup angin, benih itu pun menjadi kering.
Markus 4:16-17
“Demikian juga yang ditaburkan di tanah
yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak
berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian
datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka
segera murtad.”
3).BENIH YANG JATUH DI SEMAK DURI
Markus 4:7
“Sebagian lagi jatuh di tengah SEMAK DURI,
lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak
berbuah.”
Benih yang jatuh di tanah semak duri dihimpit,
sehingga ia tidak berbuah. Untuk memahami apa yang dimaksud oleh bagian dari
perumpamaan ini, kita akan melihat
Markus 4:18-19
“Dan yang lain ialah yang ditaburkan di
tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini
dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”
Sayangnya, orang-orang kategori ketiga ini
juga bermasalah. Masalahnya adalah mereka menyimpan Firman Tuhan di dalam hati
mereka, namun menyimpannya bersama-sama dengan hal-hal lain, seperti
“kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan akan hal-hal lain”.
Hal-hal ini akhirnya menjadi duri bagi pertumbuhan Firman, menghimpitnya dan
membuatnya tidak berbuah. Sebagai kontras terhadap orang-orang yang termasuk
dalam kategori ini, Yesus Kristus berkata:
Matius 6:25-34
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah
kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
4).BENIH YANG JATUH DI TANAH YANG BAIK
Kita telah mempelajari tiga jenis tanah
yang ke atasnya benih Firman ditaburkan. Sayangnya tak satu pun dari ketiga
tanah itu dapat membuat benih itu berbuah. Tanah jenis pertama “di pinggir
jalan” sangatlah keras sehingga tidak memungkinkan benih itu bertumbuh. Tanah
yang kedua berbatu-batu, sehingga benih tidak dapat berakar dalam. Tanah yang
ketiga di tengah semak duri, yang akhirnya menghimpit benih itu sehingga ia
tidak berbuah. Setelah melihat ketiga kategori tidak berbuah di atas, mari kita
sekarang melihat seperti apa TANAH YANG BAIK yang menghasilkan buah itu.
Matius 13:8
“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu
berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang
tiga puluh kali lipat.”
Matius 13:23
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah
orang yang mendengar firman itu dan mengerti [Yunani: suniemi], dan karena itu
ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada
yang tiga puluh kali lipat.”
Lukas 8:15
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati
yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”