Senin, Maret 21, 2016

PERUMPAAN TENTANG PENABUR (LUKAS 8 : 4-15)


1).BENIH YANG JATUH DI PINGGIR JALAN
 Lukas 8:5
“Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.”
Sebagian benih yang ditaburkan penabur jatuh “DI PINGGIR JALAN” sehingga benih itu tidak tumbuh juga tidak menghasilkan buah, tetapi diinjak orang dan dimakan burung.

Lukas 8:11-12
“Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.”

2).BENIH YANG JATUH DI TANAH YANG BERBATU

Matius 13:5-6
“Sebagian benih jatuh di tanah yang BERBATU-BATU, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.”
Benih dapat tumbuh di dalam beragam jenis tanah, namun ada jenis tanah yang membuat benih tidak dapat bertahan atau menghasilkan buah. Salah satu jenis tanah di mana benih, yang sekalipun pada awalnya tumbuh, namun pada akhirnya tidak dapat bertahan adalah tanah yang berbatu-batu. Penyebab benih tidak dapat bertahan di sana adalah karena batu-batu tidak memungkinkan benih untuk berakar sehingga dapat menyerap air. Akibatnya begitu tertiup angin, benih itu pun menjadi kering.
Markus 4:16-17
“Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.”

3).BENIH YANG JATUH DI SEMAK DURI

Markus 4:7
“Sebagian lagi jatuh di tengah SEMAK DURI, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.”
Benih yang jatuh di tanah semak duri dihimpit, sehingga ia tidak berbuah. Untuk memahami apa yang dimaksud oleh bagian dari perumpamaan ini, kita akan melihat
Markus 4:18-19
“Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”
Sayangnya, orang-orang kategori ketiga ini juga bermasalah. Masalahnya adalah mereka menyimpan Firman Tuhan di dalam hati mereka, namun menyimpannya bersama-sama dengan hal-hal lain, seperti “kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan akan hal-hal lain”. Hal-hal ini akhirnya menjadi duri bagi pertumbuhan Firman, menghimpitnya dan membuatnya tidak berbuah. Sebagai kontras terhadap orang-orang yang termasuk dalam kategori ini, Yesus Kristus berkata:
Matius 6:25-34
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.


4).BENIH YANG JATUH DI TANAH YANG BAIK

Kita telah mempelajari tiga jenis tanah yang ke atasnya benih Firman ditaburkan. Sayangnya tak satu pun dari ketiga tanah itu dapat membuat benih itu berbuah. Tanah jenis pertama “di pinggir jalan” sangatlah keras sehingga tidak memungkinkan benih itu bertumbuh. Tanah yang kedua berbatu-batu, sehingga benih tidak dapat berakar dalam. Tanah yang ketiga di tengah semak duri, yang akhirnya menghimpit benih itu sehingga ia tidak berbuah. Setelah melihat ketiga kategori tidak berbuah di atas, mari kita sekarang melihat seperti apa TANAH YANG BAIK yang menghasilkan buah itu.
Matius 13:8
“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Matius 13:23
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti [Yunani: suniemi], dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Lukas 8:15
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”