Senin, Maret 21, 2016

PERUMPAAN TENTANG PENABUR (LUKAS 8 : 4-15)


1).BENIH YANG JATUH DI PINGGIR JALAN
 Lukas 8:5
“Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.”
Sebagian benih yang ditaburkan penabur jatuh “DI PINGGIR JALAN” sehingga benih itu tidak tumbuh juga tidak menghasilkan buah, tetapi diinjak orang dan dimakan burung.

Lukas 8:11-12
“Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.”

2).BENIH YANG JATUH DI TANAH YANG BERBATU

Matius 13:5-6
“Sebagian benih jatuh di tanah yang BERBATU-BATU, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.”
Benih dapat tumbuh di dalam beragam jenis tanah, namun ada jenis tanah yang membuat benih tidak dapat bertahan atau menghasilkan buah. Salah satu jenis tanah di mana benih, yang sekalipun pada awalnya tumbuh, namun pada akhirnya tidak dapat bertahan adalah tanah yang berbatu-batu. Penyebab benih tidak dapat bertahan di sana adalah karena batu-batu tidak memungkinkan benih untuk berakar sehingga dapat menyerap air. Akibatnya begitu tertiup angin, benih itu pun menjadi kering.
Markus 4:16-17
“Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.”

3).BENIH YANG JATUH DI SEMAK DURI

Markus 4:7
“Sebagian lagi jatuh di tengah SEMAK DURI, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.”
Benih yang jatuh di tanah semak duri dihimpit, sehingga ia tidak berbuah. Untuk memahami apa yang dimaksud oleh bagian dari perumpamaan ini, kita akan melihat
Markus 4:18-19
“Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”
Sayangnya, orang-orang kategori ketiga ini juga bermasalah. Masalahnya adalah mereka menyimpan Firman Tuhan di dalam hati mereka, namun menyimpannya bersama-sama dengan hal-hal lain, seperti “kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan akan hal-hal lain”. Hal-hal ini akhirnya menjadi duri bagi pertumbuhan Firman, menghimpitnya dan membuatnya tidak berbuah. Sebagai kontras terhadap orang-orang yang termasuk dalam kategori ini, Yesus Kristus berkata:
Matius 6:25-34
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.


4).BENIH YANG JATUH DI TANAH YANG BAIK

Kita telah mempelajari tiga jenis tanah yang ke atasnya benih Firman ditaburkan. Sayangnya tak satu pun dari ketiga tanah itu dapat membuat benih itu berbuah. Tanah jenis pertama “di pinggir jalan” sangatlah keras sehingga tidak memungkinkan benih itu bertumbuh. Tanah yang kedua berbatu-batu, sehingga benih tidak dapat berakar dalam. Tanah yang ketiga di tengah semak duri, yang akhirnya menghimpit benih itu sehingga ia tidak berbuah. Setelah melihat ketiga kategori tidak berbuah di atas, mari kita sekarang melihat seperti apa TANAH YANG BAIK yang menghasilkan buah itu.
Matius 13:8
“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Matius 13:23
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti [Yunani: suniemi], dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Lukas 8:15
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
 

Senin, Maret 17, 2014

4 CARA SABAR MENANTI WAKTU TUHAN



Saat kita meminta sesuatu kepada Tuhan, sering kali doa kita tak langsung terjawab, atau bahkan tak terjawab sama sekali. Pada saat seperti ini, saya selalu memikirkan dua hal. Satu, ini bukanlah waktu tepat bagi Tuhan, atau Tuhan ingin menjauhkan saya dari pilihan yang salah dan bahaya yang bisa terjadi jika hal ini terjadi pada saya. Saya sangat yakin, Tuhan selalu memiliki rencana dan berkat yang terbaik bagi pribadi kita masing – masing.


Menunggu memang bukanlah hal yang mudah dilakukan. Semakin kita menginginkan satu hal, semakin susah lagi kita menunggu. Adakah saat ini doa yang anda sampaikan kepada Tuhan tidak kunjung di jawab? Promosi kerja? Jodoh? Kebebasan dalam keuangan? Rumah baru? Mobil baru? Apapun doa anda, sabarlah menunggu dan teruslah berusaha. Saya yakin anda akan mendapatkannya.


Banyak cerita yang bisa kita teladani dari Alkitab yang mengajarkan kita untuk menunggu waktu Allah. Ada beberapa cerita yang mengharuskan penantian yang terlihat seperti tiada ujung. Adapula kisah dimana penantian sebentar saja sudah bisa terjawab. Tetapi setiap penantian selalu menghasilkan pelajaran yang bisa kita petik dan bila kita setia, selalu ada kemenangan dan kelimpahan berkat Allah yang datang di ujung penantian kita. Untuk terus setia, ada 4 hal yang harus anda ingat saat anda menantikan doa anda:

1. Setialah pada proses
Kebanyakan dari kita tak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dikarenakan kita tidak setia dalam proses. Setialah dalam hal kecil dan terus berikan yang terbaik dari diri kita dalam keseharian kita. 
Pernahkah anda terfikir kenapa Tuhan tidak menjawab doa anda dengan segera? Pernah saya berimajinasi, bagaimana Tuhan merespon doa – doa kita. Misalnya, saat kita berdoa meminta promosi kerja. Mungkin Tuhan akan menjawab: “Kerja yang kecil dan mudah saja belum bisa kau atasi anakku” atau, mungkin kita sudah berusaha dan malah orang lain yang mendapatkan promosi, mungkin Tuhan menjawab: “anak-Ku, ada jabatan yang lebih tepat dan sesuai untuk dirimu yang telah Kusediakan”. Mungkin Tuhan tidak berkata – kata dalam menjawab doa kita, tapi yakinlah, Tuhan selalu menyediakan yang terbaik untuk kita, bahkan jauh lebih baik dari apa yang menurut kita baik bagi diri kita.

2. Percayalah pada Tuhan
Saat doa kita belum lagi terjawab, percayalah kepada Tuhan. Jangan ragu kalau Tuhan kita selalu ingin menjawab semua doa kita dan memberikan yang terbaik bagi kita melebihi siapa pun di dunia ini. Ia sangat ingin kita menjadi sukses, dan melihat kita bahagia melebihi siapa pun. Allah kita selalu Allah yang sama dari kemarin, hari ini dan esok. Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dan akan selalu mendengarkan dan menjaga kita. Jangan pernah berfikir kalau Bapa kita tidak menghiraukan kita.
Mungkin anda terus mendoakan orang yang anda sayangi dari sakit yang dideritanya. Mungkin sampai sekarang anda belum melihat adanya perubahan. Namun, percayalah, penyembuhan dan kekuatan Allah selalu mengalir atas orang yang anda doakan. 
Saya pernah membaca suatu kesaksian tentang seorang anak yang sempat meninggalkan tubuhnya saat ia mengalami kecelakaan fatal. Ia bersaksi bahwa doa sang ibu yang membuat ia dapat kembali ke tubuhnya dan batal meninggal. Mungkin ini hanya satu dari mukjizat Tuhan yang jarang terjadi, namun pesan yang ingin saya sampaikan ialah tidak ada doa yang sia – sia dan tak dihiraukan oleh Bapa kita.
Mungkin adakalanya doa anda tidak terjawab, bahkan yang terjadi malah sebaliknya dari apa yang anda inginkan. Mungkin hal ini membuat anda menjauh dari Allah dan membenci-Nya. Tapi saya sangat ingin menyampaikan kepada anda, saat anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, percayalah bahwa itulah yang terbaik bagi anda.

3. Bukalah hati dan lihat kehendak Tuhan
Pernahkah anda terfikir kenapa doa anda belum juga dijawab oleh Tuhan? Apa mungkin doa kita lah yang salah. Maksud saya, mungkin apa yang kita doakan adalah sesuatu yang tidak tepat bagi kita. Sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan bagi kita.
Tuhan mempunyai rencana bagi setiap kita. Kita semua berada di tangan Allah kita yang terus menjaga dan mencukupi hidup kita. Terkadang doa kita yang tak terjawab adalah doa yang salah. Terkadang kita tak sadar bahwa sebenarnya Tuhan telah menjawab doa kita dengan cara-Nya dan keinginan-Nya, bukan cara dan keinginan kita. Karena cara dan keinginan-Nyalah yang terbaik bagi kita. Bukalah hati, lihatlah bagaimana Tuhan mengarahkan kita, lihatlah keinginan dan cara-Nya yang Ia sediakan, dan disanalah jawaban dari doa kita biasanya.
Saat doa kita sudah benar, kita akan merasa damai dan tenang dalam menunggu waktu Tuhan. Doa kita seharusnya menyerahkan semua masalah, ketakutan dan keinginan kita pada Tuhan. Biarlah sisanya di selesaikan oleh Tuhan. Kita cukup melakukan apa yang menjadi bagian kita. Yang terpenting, kita sudah berusaha. Kita telah menyerahkan semuanya pada Tuhan, biarlah kehendak-Nya yang terjadi atas kita. Dengan begitu kita akan mendapatkan kedamaian dan akan sabar dalam menunggu waktunya Tuhan.

4. Teruslah Berdoa
Yang terakhir, jangan pernah berhenti berdoa. Mungkin anda sudah berdoa untuk ke seratus kalinya, tapi mungkin saja di saat doa ke seratus satu kali lah doa kita terjawab. Tuhan senang jika anak – anakNya bersabar, setia dalam proses dan mempunyai keyakinan kuat. Ia ingin membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak gampang menyerah. Jadi, teruslah berdoa dengan benar dan saya yakin tak ada sesuatu yang tak diberikan dan tak bisa Ia lakukan untuk kebaikan kita.




Sumber : http://artikelkristenonline.blogspot.com/2009/11/4-cara-sabar-menanti-waktu-tuhan.html

Kamis, Januari 16, 2014

M E N U N G G U

Menunggu... satu kata yang mungkin banyak orang tidak menyukainya..

Menunggu... satu kata yang menguras kesabaran seseorang..

Menunggu... satu kata yang membuat seseorang menjadi putus harapan ataupun kecewa..

Bagaimana dengan kamu?



Menunggu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tinggal beberapa saat disuatu tempat, tinggal disuatu tempat untuk sementara waktu, menantikan sesuatu terjadi, dan mengharapkan sesuatu terjadi.

Kata Menunggu ini banyak membuat orang keluar sifat aslinya.. Bagaimana tidak, kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu bis datang, menunggu angkot, menunggu tukang baso, menunggu guru/dosen datang, menunggu teman datang, menunggu sesuatu hal yang kita harapkan terjadi, dan masih banyak lagi.. Menunggu mempunyai sahabat dekat yang saling melengkapi yaitu kesabaran. Dalam menunggu kita sangat membutuhkan kesabaran.

Secara manusia, bisa dikatakan menunggu amat sangat menyebalkan. Menunggu sangat membosankan dan menunggu menguras emosi kita. Tetapi disini aku belajar bagaimana menunggu dengan hati yang damai sejahtera dan menunggu sesuai apa yang Tuhan mau.

Adakalanya kita sebagai anak Tuhan yang sudah mengetahui kebenaran Firman Tuhan kecewa ataupun putus harapan karena satu kata ini, menunggu. Kecewa akan sesuatu hal yang diharapkan tidak kunjung datang, kecewa karena menunggu janji Tuhan yang belum tergenapi dan masih banyak lagi...

Tetapi aku belajar, bahwa Tuhan mengijinkan kita menunggu pasti ada suatu hal yang mau Dia ajarkan kepada kita. Dia mau melihat buah kesetiaan kita dalam menunggu, Dia mau melihat sebesar apa iman kita dalam menunggu janji-janjiNya tergenepai di dalam hidup kita. Dia mau memberikan semua hal yang kita tunggu dengan waktu terbaikNya..

Tuhan mengajarkan kita menunggu dengan iman, menunggu dengan hati yang penuh dengan damai sejahtera Tuhan...

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu (Yoh 15:27)

 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Kor 2:9)

Dari pengalaman hidup yang aku lalui, aku belajar dengan arti kata menunggu dalam menantikan sesuatu hal yang kita harapkan, menantikan janjiNya tergenapi diperlukan kesabaran, hati yang damai sejahtera dan iman yang penuh kepada Tuhan. Jangan pernah ada keraguan sedikitpun kepada Tuhan. Sebab Tuhan yang menjanjikannya setia. Janji Tuhan ya dan amin.


Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! (Maz 33:20)

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. (Maz 130:5)






Rabu, November 20, 2013

BELAJAR DARI BURUNG RAJAWALI

Siapa yang tidak tau dengan burung satu ini, Rajawali. Aku rasa setiap orang tau burung rajawali. Saat ini aku mau membahas mengenai burung rajawali dalam mendidik anak-anaknya...

Burung rajawali adalah burung yang menarik. Peneliti pernah mengamati bagaimana cara burung rajawali membangun sarangnnya. Akhirnya ditahui bahwa: Pada saat ia membuat sarang, maka ia mencari tempat yang paling tinggi. Burung rajawali mencari tebing yang tinggi, pohon yang paling tinggi hingga menara-menara yang tinggi. Setelah mendapatkan tempat yang menurutnya cocok, burung rajawali pertama kali akan mengumpulkan ranting-ranting yang cukup tajam dan benda-benda apapun yang cukup tajam  atau runcing yang tampaknya tidak cocok untuk sebuah sarang anak burung yang nyaman. Setelah sarang burung yang tajam itu sudah jadi cukup kokoh untuk ditinggali, maka burung rajawali akan mengumpulkan ranting-ranting lunak dan dedaunan kering menaruhnya di atas sarangnya yang tajam-tajam tersebut, sehingga sarang tersebut tidak terasa tajam lagi untuk ditinggali. Maka jadilah sarang yang cukup nyaman bagi pasangan burung rajawali.

Pada saat burung rajawali hendak bertelur maka rajawali dewasa akan “mendekorasi” kembali sarangnya agar lebih nyaman untuk menyambut anak rajawali yang akan menetas. Burung rajawali akan mengambil bulu-bulu halus dan kulit binatang berbulu tebal dari mangsanya untuk diletakkan diatas sarangnya. Dan terakhir – dan mungkin hal yang paling mengherankan dari burung rajawali – adalah burung rajawali akan mencabuti bulu-bulu halus mereka dan menaruhnya di lapisan paling atas pada sarangnya, sehingga menghasilkan sarang yang sangat empuk, lembut dan hangat sehingga telur-telur mereka dapat dierami dengan keadaan yang sangat baik. Ketika tiba waktunya telur-telur burung itu menetas, induknya dengan tekun mengasuh dan memberi makan anak-anaknya. Anak-anak burung rajawali tinggal di sarang yang sangat nyaman.

Akan tetapi, anak-anak rajawali ini tidak ditakdirkan untuk terus tinggal di sarang yang nyaman tersebut. Setelah induknya melihat bahwa anak-anaknya sudah dewasa, maka itu berarti sudah saatnya pula untuk anak-anaknya tersebut meninggalkan sarangnya yang nyaman itu. Untuk membuat anak-anaknya keluar dari sarang yang nyaman itu maka burung rajawali mendorong-dorong anaknya keluar dari sarang supaya mau belajar terbang. Tetapi biasanya anak-anak burung rajawali tersebut tidak mau beranjak dari sarangnya, sebab mereka lebih nyaman berada dalam sarang. Maka, dengan cakarnya yang kuat, burung rajawali itu mulai mencabuti dan mengobrak-abrik lapisan atas dari sarangnya dan mulai membuang bulu-bulu halus sarang itu. Kemudian burung rajawali juga mulai mencabuti dedaunan kering dan membuangnya sehingga disarang itu hanya tertinggal ranting-ranting tajam dan kayu-kayu tajam saja. Bentuknya masih sama seperti sarang burung, namun keadaannya sungguh berbeda, sangat tidak nyaman untuk ditinggali. Keadaan ini akhirnya membuat anak-anak rajawali tidak nyaman lagi berada di dalam sarangnya, sehingga mereka berusahan keluar untuk pergi kemana saja. 

Ketika anak burung Rajawali belajar terbang, ada yang tersungkur ke tanah atau tersangkut di dahan-dahan pohon. Dari kejauhan sang induk memperhatikan anak rajawali. Ketika ada yang anaknya akan jatuh dia dengan siap siaga terbang dan membentangkan sayapnya, agar anaknya jatuh di kepakan sayapnya. Ada pula yang dibiarkannya tersungkur ketanah. Itu semua dia lakukan agar anaknya berlatih terus untuk dapat terbang. 

Kelihatannya apa yang diperbuat induk rajawali tersebut memang kejam, tetapi memang itulah akan dilakukan semua induk rajawali terhadap anak-anaknya. Sang induk melakukan itu semua agar anak-anaknya tidak terikat dengan kenyamanan dan mulai melatih mereka mengenal dunia luar. Anak-anak rajawali hanya akan bisa diajarkan hal-hal besar jika mereka berada di luar sarangnya yang nyaman. Mereka akan diajarkan terbang, mencari makan, mencari tempat untuk bersarang hingga cara untuk bertahan hidup. Tindakan induk rajawali yang kejam bertujuan agar anak-anaknya dapat hidup mandiri dan tidak gampangan.


Pelajaran yang amat sangat berharga. Setiap kita mungkin Tuhan ijinkan jatuh samapi berkali-kali ataupun Tuhan ijinkan kita mengalami badai kehidupan. Itu Tuhan ijinkan untuk membawa kita nail 1 level lebih tinggi dan membawa kita semakin kuat didalam Dia.



Rabu, Oktober 30, 2013

Kisah Supir Taksi dan Kecukupan Finansial

Kisah Supir Taksi dan Kecukupan Finansial


Beberapa waktu lalu, sejumlah pembaca bertanya di artikel "Anda, Masa Lalu, dan Kebiasaan Soal Uang"  Kali ini, kami kembali menjawab satu pertanyaan pilihan dari pembaca. Anda punya pertanyaan lain? Silakan tinggalkan di kolom komentar.

Pertanyaan: Mengapa orang cenderung merasa tak cukup dengan uang, walau gaji sudah besar? (Arya)

Hai Arya, saya ingin berbagi kisah yang saya peroleh ini pada Anda dan pembaca lain. Suatu malam, dalam perjalanan dengan taksi, saya berbincang dengan supir. Menurut saya cukup menakjubkan.

Si supir bercerita, setiap hari dia harus memenuhi target pendapatan Rp450 ribu agar bisa bawa pulang komisi 15 persen. Dengan lain kata, penghasilannya Rp67.500 per hari atau Rp2.025.000 per bulan dengan waktu kerja 30 hari. Tentu saja pendapatan pegawai negeri lebih besar dari supir taksi ini.

Supir taksi ini pensiunan pegawai negeri golongan 3A dengan pendapatan rutin dari pensiun Rp3 juta per bulan. Pilihan menjadi supir bertujuan agar tidak stres saat menganggur. 

Tentu ini merupakan kasus yang relatif langka di sini. Umumnya, pensiunan terpaksa bekerja kembali demi memenuhi kebutuhan.

Supir taksi ini hanya lulusan sekolah rakyat (SR), setingkat sekolah dasar saat ini. Dengan pendapatan pas-pasan sebagai pegawai negeri, empat anaknya bisa lulus kuliah. Bagaimana dia melakukannya?

Jawaban pertamanya, "Saya tidak mungkin melakukannya tanpa istri saya."

Ini rahasianya. Dia melanjutkan, "Kalau mau dihitung secara riil, gaji saya dulu tidak cukup untuk hidup di Jakarta, ditambah menyekolahkan empat anak dan membayar cicilan rumah."

Rupanya, sang istri berperan sebagai "asisten rumah tangga". "Dia tidak malu menyeterika baju di beberapa rumah atau bantu dapur katering tetangga," ujarnya. 

Anaknya yang kuliah kerap menjadi tukang ojek atau berdagang jika butuh dana ekstra. Bagaimana dengan utang? "Tentu pernah beberapa kali," dia mengaku, meski tak sering.

Ini yang penting. Utang, katanya, hanya untuk kebutuhan biaya besar semacam sekolah anak-anaknya. "Kami selalu berkomitmen melunasinya secepat mungkin," tandasnya.

Supir taksi ini memiliki tujuan yang jelas dan tegas dalam memperlakukan dan memenuhi kebutuhan finansialnya. Sebab menurut saya, cukup atau tidak uang yang kita miliki, sangat tergantung seberapa cerdas kita mengelola emosi dan rasa.

Ironis, sebagian orang dapat hidup dengan gaji Rp3 juta per bulan dan mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi, sementara ada yang berpendapatan lebih merasa uangnya tak pernah cukup. Ini terjadi karena naluri ingin memiliki peningkatan kualitas hidup dari waktu ke waktu. Akibatnya, peningkatan pendapatan selalu diikuti dengan peningkatan "kualitas hidup". Sayangnya, kualitas hidup di sini dimaknai sebagai gaya hidup.

Di sinilah pentingnya memiliki tujuan finansial dalam kehidupan. Bila kita tidak memiliki tujuan, maka uang yang kita dapat akan dikeluarkan tanpa makna. Di akhir waktu, kita akan bertanya, mengapa uang tidak pernah cukup. 

Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah supir taksi ini: miliki kesadaran penuh atas apa pun yang kita lakukan!


Sumber : www.kompas.com

Kamis, Agustus 29, 2013

Desa Paseban - Belajar Bersyukur

Tanggal 9-10 Agustus 2013 aku dan 23 temanku pergi mengisi liburan ke Desa Paseban di daerah Cilember. Kami kesana hendak berbagi dengan warga di sana.

Saat itu matahari bersinar dengan teriknya. Kami tiba di Desa Paseban pagi hari. Perjalanan yang sangat amat menyenangkan walaupun tanjakan menuju desa Paseban menanjak cukup ekstrim..

Kami tiba di rumah warga dan beristirahat sejenak sambil bersenda gurau dengan warga.. Sambil mata aku melihat ke sekeliling, belum banyak wc disini. Semua masih menggunakan bilik dengan air yang  mengucur dari pegungungan dan di bawahnya empang-empang. Sangat memprihatinkan melihat WC mereka. Tetapi mereka tidak kekurangan air. Hanya saja perlu di beri pengetahuan membuat WC yang baik.

Siang hari, kami makan dan dilanjutkan membuat paket pakaian layak pakai yang kami kumpulkan. Setelah semua rapi, kami bersiap-siap ke Curug Biru (sebutan warga). Malam harinya kami menginap di rumah warga. Dengan rumah yang terbuat dari bilik dan tidur beralaskan karpet atau kasur yang kurang empuk bagi kami yang tinggal di perkotaan. Tetapi kami semua mau merasakan hidup seperti mereka. Tidak ada satupun dari kami yang mengeluh.

Pagi di sambut dengan matahari yang bersinar cerah tetapi sepertinya tidak menghangatkan tubuh ku.. hahaa.. karena di desa ini sangat amat dingin.. Tiba saatnya kami mengajar anak-anak yang ada di desa ini. Aku mendapat bagian mengajar anak-anak kelas 4-5 SD. Senangnya dapat berbagi ilmu dengan mereka. Aku bangga melihat anak-anak di sini semangat belajar, anak-anak disini ada beberapa yang pintar juga. Walaupun sebagian besar mereka tertinggal. Aku sangat semangat mengajar mereka matematika. Aku belajar dari perjuangan mereka sekolah. Sekolah mereka berada di desa sebelah. Mereka berjalan kaki ke sekolah denggan waktu sekitar 1 jam. Wow.. perjuangan untuk mereka menuntut ilmu.. Bagaimana dengan kita yang hidup di kota? smua bermanjakan dengan kendaraan. Belajar nilai perjuangan dari hidup mereka.

Sebelum kami pulang, kami membagikan pakaian layak untuk mereka. Kami berkunjung kerumah-rumah warga. Aku berkunjung ke 1 rumah. Rumah yang paling sederhana dari rumah yang lain. Semua dindingnya terbuat dari bilik bambu yang dianyam dan lantai yang masih tanah. Hanya terdapat ruang tamu, kamar dan dapur semuanya beralaskan tanah. Tidur mereka hanya beralasakan tikar. Sangat menyedihkan kondisi itu. Ketika kami membawakan pakaian, mereka sangat senang. Aku melihat tidak ada lemari pakaian di kamarnya. Hanya ada tumpukan pakaian yang tidak tersusun rapi. Aku ingin menangis rasanya melihat mereka terharu melihat kami datang. Aku belajar bersyukur dengan apa yang aku miliki saat ini, dengan apa yang aku pakai saat ini dan masih bisa tidur di kasur yang lebih empuk dari tikar.

Tiba waktunya kami pulang... Kami pamit dengan warga. Kami melanjutkan perjalanan pulang dengan hati yang gembira. Karena kami pulang membawa sejuta cerita.

Pengalaman yang luar biasa an liburan yang meyenangkan.. Semoga bermanfaat buat kalian yang membaca dan belajar lebih lagi untuk BERSYUKUR.











Senin, Mei 06, 2013

Komunitasku
















Pentingnya komunitas didalam kehidupan kita. Ketika setiap kita tertanam dalam sebuah gereja. Pastikan kita tertanam di dalam komunitas di gereja kita. Setiap gesekan yang terjadi dalam komunitas kita, pastikan untuk kita tidak lari dari komunitas kita. Didalam komunitas orang-orang percaya kita akan semakin mengenal lebih lagi tentang Tuhan dan tentunya pengalaman rohani yang tidak akan pernah kita lupakan. Sungguh aku bersyukur kepada Tuhan, Dia membawa aku ke dalam gereja ini, komunitas ini. Disinilah aku semakin mengenal Tuhan dan aku semakin bertumbuh. Segala sesuatu terjadi tidak ada yang kebetulan.

Impian mu atau impian Tuhan ??

"Setiap kita pasti mempunyai mimpi dan cita-cita. Tapi apakah itu sesuai dengan apa yang Tuhan mau dalam hidup kita?"

Apa yang aku alami di minggu-minggu ini sungguh membuat aku berpikir keras. Sejak aku mengenal Tuhan, aku mulai mengerti tentang visi. Aku mulai mengerti bahwa setiap kita ada di dunia, Tuhan mempunyai satu tujuan. Pertama mengabarkan kabar baik bahwa Dia adalah Tuhan dan yang kedua ini ingin kita hidup maksimal dalam visiNya Tuhan dengan uniknya dia memberikan talenta pada setiap orang berbeda-beda. Tuhan mau kita hidup dalam rencanaNya.

Dalam kenyataannya banyak setiap kita hidup sesuai dengan apa yang kita mau tanpa bertanya kepada Tuhan apa yang diimpikan terjadi atas hidup kita. 

Aku menyukai bidang Akuntansi dan keuangan mulai dari SMP. Sehingga ketika memutuskan masuk SMK, aku mau mengambil jurusan Akuntansi. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Aku tidak masuk jurusan Akuntansi. Aku masuk jurusan penjualan. Tapi aku mengerti pasti ada maksud Tuhan. Setelah lulus SMK dan aku mulai bekerja, aku memutuskan untuk kuliah mengambil jurusan akuntansi. Meskipun 4 tahun telah berlalu dari aku lulus SMK, itu tidak membuat semangat belajar aku luntur. Aku mau terus belajar dan memperkaya ilmu dalam hidup aku. Itu semua bukan karena aku ingin terlihat hebat. Tapi karena aku mau lewat apa yang aku miliki/kemampuanku Tuhan dinyatakan. 

Setelah aku kuliah aku semakin menyukai bidang akuntansi dalam bidang akuntansi ataupun audit. Aku mulai menulisnya di setiap awal tahun di buku harianku. 2013 ini aku menulis di awal tahun janji Tuhan buat hidup aku. Aku terkagum, di situ jelas bahwa Tuhan menjanjikan tahun ini adalah tahun kemenangan untuk hidupku dan Tuhan akan bawa aku dalam setiap mimpiku. 

Benar saja, bulan ini aku mengambil keputusan berhenti dari tempat kerja ku yang lama. Aku akan bergabung di tempat kerja yang baru sebagai internal audit. Tuhan membawa aku naik 1 level lagi untuk pekerjaan. Jika ada yang bertanya, "Apakah kamu senang dengan posisi ini?" Tentu saja aku menjawab sangat senang. Tapi disinilah aku banyak merenung, Tuhan apakah ini kehendakmu juga untuk aku ambil posisi ini? Apa yang Tuhan mau ketika aku telah bekerja disana? Aku aminkan janji Tuhan bahwa Tuhan telah menggenapi apa yang dijanjikanNya. Dia membawa aku masuk dalam bidang ini. Aku minta kembali janji Tuhan untuk aku bekerja di tempat yang baru. Ketika mungkin terjadi sesuatu di depan aku tetap bertahan karena aku pegang janjiNya. Ketika Tuhan bawa aku lebih lagi menggenapi visiNya, pastinya Tuhan akan lebih lagi membentuk hidupku. Aku siap Tuhan proses dan aku minta kekuatan dariNya.