Kamis, Agustus 14, 2008

KeRAnG-mUtiArA

Pada suatu hari seekor Anak Kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada Ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah lembek. "Anakku", kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, Bangsa Kerang, sebuah Tangan pun sehingga Ibu tidak bisa menolongmu". Si Ibu terdiam sejenak , "Aku tahu itu sakit Anakku, tapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu, jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu, hanya itu yang bisa Kau perbuat, "kata Ibunya dengan sendu dan lembut. Anak Kerang pun melakukan nasihat Bundanya.

Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang ditengah kesakitannya, Ia meragukan nasihat Ibunya. Dengan air mata Ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus, rasa sakitnya pun berkurang dan semakin lama mutiaranya semakin besar, rasa sakitnya menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya setelah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai "Kerang Rebus" di pinggir jalan.

Cerita diatas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah Lorong Transcendental untuk menjadikan "Kerang Biasa" menjadi "Kerang Luar Biasa", karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "Orang Biasa" menjadi "Orang Luar Biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di Lorong Transcendental tersebut karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki : menjadi "Kerang Biasa" yang disantap orang atau menjadi "Kerang yang menghasilkan Mutiara".

Sayangnya lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang ‘biasa-biasa saja’. Mungkin saja saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang disekitar kamu cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan dilorong tersebut, dan sambil katakan didalam hatimu… "Air Mataku diperhitungkan Tuhan… dan Penderitaanku ini akan mengubah Diriku menjadi Mutiara".

1 komentar:

radi mengatakan...

cerita yang menarik.... sangat memberkati... =)
btw gw baru nyadar ternyata template lw sama kaya template blog gw... tapi isinya jauh berbeda yah,,, yang gw mah gak jelas gitu isinya,,, hahahaha...

semangat lah va,,, lw adalah orang yang luar biasa. not only a good person,, but a great person.